1.
Imam Bukhari ( 13 Syawal 194 H-30 Ramadhan 256 H)
Nama lengkapnya adalah Abu ‘Abdullah Muhammad ibn Ismail ibn rahin
ibn mughirah Al-ja’fi ibn Bardizbah Al-Bukhari. Salah seorang perawi dan ahli
hadits yang terkenal. Dia lebih di kenal dengan nama Al-Bukhari, hal ini
disandarkan pada tempat kelahirannya, yakni Bukhari. Ayahnya yang bernama
Ismail terkenal sebagai seorang ulama sholeh. Sementra kakeknya yang
bermula-mula masuk islam ialah Al-Mughirah yang di islamkan oleh Al-yaman
Al-ja’fi gubernur Bukhari. Karnanya beliau dikatakan Al-Ja’fi.
Imam Al-bukhari sejak kecil telah di tinggalkan oleh ayahnya, namun
tidak berarti lalu lepas control, berkat usaha yang dilakukan ibunya, beliau
muncul ke permukaan dengan segudang bakatnya yang cenderung luar biasa. Dia
memiliki ketajaman ingatan dan hafalan yang melebihi orang lain. Ketika usianya
menginjak 10 tahun,dia selalu datang dan mempelajari ilmu hadits kepada Al-Dakhili,
seorang ahli mahir dalam bidang tersebut. Setahun kemudian dia mulai menghafal
hadits-hadits Nabi Saw dan sudah berani mengoreksi kesalahan dari guru yang
keliru menyebutkan periwayatan hadits. Dalam usia 16 tahun, beliau telah
menghafal hadits-hadits yang terdapat dalam kitab karangan Al-Mubarak dan
karangan waqi ‘Al-jarroh, serta melewat ke berbagai kota untuk mendatangi
ulama-ulama hadits.Di antaranya kota yang beliau pernah kunjungi dalam rangka
mencari ilmu (hadits), adalah;kemaru,Nasaburi,Ray,Baghdad, Basrah,Kuffah,
Madinah,Mekkah,Mesir,Damaskus, Dan Asqalani.
Guru-gurunya dalam bidang hadits lebih dari 1000 orang. Beliau
sendiri pernah meneybutkan bahwa kitab Al-jami al-Shahih atau yang terkenal
dengan nama Shahih Al-Bukhari, disusun dari hasil menemui 1080 orang guru dalam
bidang ilmu hadits.Ibu hajar Al-qaslani mengatakan bahwa guru-guru di
kategorikan kepada lima tingkatan, mulai dari tabiin sampai kepada para mahasiswa yang sama-sama
belajar dengan bukari sendiri. Setiap gurunya tersebut ia beri penilaian secara
jujur tanpa pilih kasih. Hal ini dilakukannya untuk menentukan hadits apakah
maqbul atau mardud. Diantara guru-gurunya tersebut adalah makki ibn Ibrahim
Al-balakhi ‘Abdan ibn ‘utsman Al-mawarzi, ‘Abdullah ibn Musa Al-Qaisi Abu ‘alim
Al-syaibani, Muhammad ibn ‘Abdullah Al-ashari, Muhammad ibn yusuf Al-Fariabi,
Abu Nuaim Al-fadl ibn dikkien, ‘ali ibn Madini, Akhamd ibn hanbal, yahya ibn
Ma’in, Ismail ibn Idris Al-madini, ibn Rahawah dan sebagainya.
Beliau berhasil mengumpulkan hadits sebanyak 600.000 hadits,
300.000 hadits di antaranya beliau hafal. Hadits yang di hafalnya ini, terdiri
atas 200.000 hadits yang tidak shahih, dan 100.000 hadits yang shahih.
Beliau telah membuat metode baru yang kuat bagi ilmu hadits, yakni
membedakan antara hadits shahih denga yang dhaif. Sedangkan kitab-kitab yang
sebelumnya tidak berbuat demikian, hanya mengumpulkan hadits yang samapai
kepada pengarang kitabnya. Adapun mengenai pembahasan perawi-perawinya
diserahkan kepada orang-orang yang akan mempelajarinya saja.
Kelebihan lain dari kitab-kitab haditsnya tersebut adalah
sebagaimana yang dikatakan al-Farabi : “kitab Al-bukhari di sengar oleh 900.000
orang dan tidak ada seorangpun yang masi tinggal meriwayatkan hadits daripada
selain aku”.Bukhari sendiri mengatakan : ”sebelum aku menulis hadits untuk
kitabku ini,terlebih dulu aku mandi dan solat dua raka’at”.
Beliau terkenal dengan kuat hafalannya, ketika masih kecil sudah
mampu menghafal 70.000 hadits lengkap dengan sanadnya. Mengetahui hari lahir,wafat,dan
tempat para perawi dan yang dihafalnya tersebut ia catat juga.
Ibn ‘adi berkata :”diterangkan oleh guru-guru hadits bahwa
al-Bukhari seketika tiba di Baghdad maka berkumpulah para ahli hadits Baghdad
di hadapannya. Mereka mengambil 100 hadits,dan menukar matan serta sanadnya
secara acak. Masing-masing mereka datang kepada bukahri untuk mengumuakakn
hadits tersebut dalam pertemuan itu. Mereka mengemukakan satu per satu dari
hadits-hadits itu, sementara Al-Bukhari menjawab pertanyaan tersebut dengan
menyatakan : “saya tidak mengetahui hadits-hadits yan anda-anda kemukakan ini.”
Para penanya merasa dongkol atas jawaban tersebut,dan mereka berkata satu sama
lain perihal al-bukhari. Tetapi setelah semuanya selesai (menutak atik matan
dan sanad 100 hadits) yang mereka kemukakan, baru al-Bukhari satu per satu
menjawab hadits tersebut dengan menyebutkan sanad yang sebenarnya secara benar
dan lengkap setelah mendapatkan jawaban yang begitu gamblang dan benar, barulah
mereka semua mengakui bahwa al-bukhari sangat kuat hafalannya.”
Ibrahim Al khauwal berkata :”sya perna melihat abu zur’ah sebagai
anak kecil duduk di hadapan muhammad ibn ismail menanyakan kepadanya tentang
‘illat-illat suatu hadits”.
Kitabnya tidak kurang berisi 7.397 hadits, seandainya di hitung
hadits yangmu’allaq , muauquf dan maqthu’, maka jumlahnya akan menjadi 9.082
hadits, jika diambil yang murshal saja dengan tanpa mengulang-ulanginya, maka
akan menjadi 2762 hadits.
Diantara karangan-karangannya adalah : al-jami’ al-shahih
al-tarikh al-saghir, al-tarikh al-ausath, al-tarikh Al-kabir, tafsir al-musnad
al-kabir, kitab al-illat, kitab du’afa, ashami al-sahabah, asy-syiribah,
al-hibah, al-mabsut, al-kuna, dan al-fawaid.
Ketelitiannya begitu tinggi dala periwayartan suatu hadits tersebut
menyebabkan para ulama hadits belakangan menempatkan kitab al-shahihnya pada
peringkat pertama dalam urutan kitab-kitab hadits yang mu’tabar.
Al-bukhari dilahirkana pada malam hari raya Ramadhan, tepatnya 13
syawal tahun 194 H, dan wafat pada tanggal 30 Ramadhan juga menjelang hari
raya, tahun 256 H.
2.
Imam Muslim
Imam Muslim, nama lengkapnya adalah Abu Husain Muslim ibn al-Hijjaj
ibn Muslim al-qusyairi al-naisaburi. Beliau di nisbihkan kepada al-Naisiburi
karena lahir dan wafat di naisaburi. Imam Al-Bukhari dan Muslim dalam rawi
hadits di sebutkan dengan syaikhani (dua syekh).
Muslim adalah orang yang sangat mencintai ilmu penegtahuan dan
memiliki kegigihan dalam mencarinya, terutama adalam bidang hadits. Semenjak
kecil, ketika umurnya menginjak empat belas tahun ia mulai mengkhususkan diri
menari dan mendengar hadits-hadits dari gurunya yang ada di naisabur. Karena
ketertarikkan nya terhadap hadits kemudian beliau mulai melaksanakan rihlah
ilmiah ke luar negeri, di antaranya ke hijaz,Irak, Suriah, dan Mesir.
Hadits-hadits yang di riwayatakan oleh umalam-ulam Baghdad yang
sering beliau datangi diantaranya ; Tarmidzi, Yahya ibn Sa’id, Muhammad ibn
makhlad, Muhammad ibn Ishaq ibn Salamah, Abu awamah, Ya’qub, Ibn Ishaq
al-isfarayini,Nalr ibn Ahmad , dan sebagainya.
Di samping kedalaman ilmunya dalam bidang hadits, ia juga sangat
terkenal denga kewaraannya,zuhud, tawadhu, dan selalu ikhlas dalam berkiprah.
Tidak kurang dari 20 buku telah beliau susun. Dan di antara karangannya yang
paling monumental dan kita dapat membacanya sekarang al-jami al-shahih muslim,
atau sering di kenal dengan shahih muslim.
Menurut pendapat muhammad ajaj al-khatib (guru besar di universitas
Damsyik), bahwa hadits yang tercantum dalam kitab shahih Muslim berjumlah 3.030
buah hadits dengan tanpa pengulangan, dan bila dijumlahkan dengan hadits
yang mengalami pengulangan, akan menjadi
10.000 hadits. Sementara menurut al-Khuli ulama ahli hadits mesir, hdits yang
terdapat dalam shahih muslim berjumlah 4.000 hadits yang diulang adalah 7.275
hadits.
Menurut imam Muslim sendiri, hadits-hadits tersebut meliputi
hadits-hadits yang shahih yang beliau kumpulkan dan disaringnya dari 300.000
buah hadits. Dan untu memilih hadits sejumlah itu ia telah menghabiskan waktu
selama 15 tahun.
Muslim memiliki keistimewaan tersendiri, diantaranya :
1)
Muslim
lebih teliti dalam hal periwayatan hadits sebab pada waktu menerima hadits ia
mencatatnya dan menyampaikannya dengan cara bi al-lafzh.
2)
Dalam
susunannya, shahih muslim lebih sistematis sehingga haits-haditsnya mudah untuk
ditelusuri.
3)
Shahih
muslim tidak memasukkan fatwa sahabat atau tabiin dalam memperjelas hadits yang
diriwayatkannya.
4)
Metode
penyususnannya menggunakan prinsip Jarh dan Ta’dil, dengan mengunakan bentuk; tahammul,seperti
;hadatsani,hadatsana,akhbarana, qala,dan lain-lain.
Disamping kelebihan yang dimilikinya juga tidak lepas dari kelemahannya.
Diantaranya ;
1)
Didalamnya
ada hadits Mu’allaq kendati sedikit,
2)
Terdapat
hadits mursal dan munqathi’,
3)
Adanya
periwayatan hadits dari perawi-perawi yang dianggap lemah.
Terlepas dari adanya kelemahan-kelemahan di atas,yang jelas kitab
shaih muslim telah memberikan konstribusi yang sangat besar terhadap
perkembangan hadits. Sebab kitab ini didalam dunia islam secara sepakat
dijadikan sebagai seumber ketiga dasar hukum islam setelah al-Quran,shahih
bukhari dan selanjutnya Shahih Muslim.
Para ulama sepakat menyatakan ;”kitab muslim adalah kitab kedua
setelah kitab al-Bukhari dan tidak ada seorangpun yang dapat menyamai bukhari
dalam bidang mengkritik hadits sanad-sanad Hadits dan perawi-perawinya selain
muslim”.
Imam muslim lahir di Naisabur pada tahun 206 Hijriyah dan wafat di
Naisabur pula pada tahun 261 Hijriyah.
3.
Abu Dawud
Nama lengkap abu Dawud adalah Abu Dawud sulaiman ibn al-asyas ibn
ishaq ibn basyir ibn syihab ibn Amr ibn ‘Amran al-Azdi al-sijitsani. Seorang
ulama, hufadz, dan ahli dalam berbagai ilmu pengetahuan keislaman, khususnya
ilmu fiqh dan hadits.
Pendidikannya dimulai dengan belajar bahasa arab, al-Quran, dan
pengetahuan agama lainnya. Menginjak usianya yang ke 21 tahun beliau mulai
melakukan penjelajahan untuk mencari ilmu keberbagai negara islam. Diantaranya
ke negeri : Hijaz, Syam, Mesir, Khurasan, Ray ,Hrat, Kuffah, Tarsus, Basrah,
Dan Baghdad.
Banyak ulama hadits mencatat telah berguru dan mengambil hadits
dari Abu Dawud,diantaranya : Abu Bakar Ibn Dawud (Anaknya) Imam Al-Nasai, Abu
Awamah , Abu Basyar Al-Daulabi , ‘Ali Ibn Hasan Ibn ‘Adi, Abu Usamah, Muhammad
Ibn ‘Abd Al-Mulk, Abu Sa’id Ibn Arabi, Abu ‘Ali A’-Lu’lui, Abu Bakar Ibn Dasah,
Abu Salim Muhammad Ibn Said Al-Jaludi,dan sebagainya.
Pasca perjalanan studinya, beliau berhasil menyusun kitab hadits,
yakni sunan abi dawud. Kitab ini, bersama kitab jami al-turmudzi , musnad ahmad
ibn hanbal, dan mutjaba al-nasai, dinilai sebagai kitab standar peringkat
pertama, yakni : Shahih Bukhari dan Shahih Muslim.
Dalam kitab tersebut, Abu Dawud mengumpulkan 4.800 hadits yang
ebeliau sarikan dari 500.000 hadits yang di hafalnya. Kitab in di susun
berdasarkan sistematika fiqh, yakni memuat hadits-hadits yang berkaitan dengan
hukum. Dan kitab ini menjadi kitab yang paling populer di antara kitab-kitab
karangan Abu Dawud yang berjumlah 20 judul.tak kurang dari 13 judul kitab
tersebut berbebtuk syarh (komentar), mukhtasar (ringkasan), tahdzib (revisi),
dan lain-lain.
Ibn shalah, (w.624 H) Ibn Munjid dan Ibn ‘abd al-bar, menilai karya
tersebut sebagai suatu kitab standar dalam berhujjah. Seiring dengan itu, Ibn
hajar al-asqalani, Imam nawawi dan Ibn taimiah, mengkririk karya tersebut.
Kritik ini antara lain:
1)
Tidak
ada penjelasan kualitas hadits dan sanad,
2)
Adanya
hadits dhaif dengan tanpa penjelasan,
3)
Adanya
kemiripian antara Abu Dawud dengan Ibn hanbal dealam mentoleransi hadits oleh
sementara kalangan di nilai dhaif.
Terlepas dari kritik di atas, yang jelas para ulama telah mengakui
bahwa abu dawud adalah salah seorang imam didunia, baik dalam bidang fiqh,
hafalan, dan ibadah.
Abu Dawud lahir di Bashrah pada tahun 202 Hijriyah, dan wafat pada
tahun 275 Hijriyah, ditempatkan yang sama.
4.
Imam al-Turmudzi (209 H-279 H)
Nama lengkapnya adalah Abu Isa Muhammad ibn Isa ibn saurah ibn Musa
ibn Dhahar al-Sulami al-Bughi al-Tirmidzi. Slah seorang ulama terkemuka dalm
bidang hadits, dan karena kepakarannya dan hafalannya dalam bidang ini, ia
telah menjadi salah satu panutan dan
ikutan dalam bidag hadits.
Beliau banyak menerima hadits dari ‘abdullah ibn Musawiyah
al-jumahi, ‘ali ibn hujar al-mawarzi qutaibah ibn sa’id al-tsaqafi, abu Musbah,
abi bakar al-zuhri al-madini, ibrahim ibn ‘abdullah ibn hatim al-hawari.
Al-tirmidzi dikenal sebagai salah seorang dari para ulama yang
mendapat asuhan dan didikan dari imam al-Bukhari . dari beliaulah al-tirmidzi
memepelajari ilmu hadits, mendalami fiqh, serta mngadakan manadharah
sebagaimana kebiasaan para ulama pada saat itu.
Berdasarkan kecerdasan dan kepintarannya dalam bidang hadits,
Imam bukhari merasa kagum kepadanya
sekaligus mengakui kelebihannya tersebut. Sebagai bukti adanya kekaguman
tersebut, ada pertanyaan bahwa al-tirmidzi memenuhi syarat sebagai dapat
dijadikan anutan dalam bidang hadits, ia
pun sengaja menerima satu hadits darinya.
Thasi Kurba Zadah memberikan komentar :”imam l-tirmidzi adalah
salah seorang ulama-ulama pengahafal hadits yang termasyhur, demikian juga
dengan keluasan ilmunya dslam bidang fiqh dan banyak menerima hadits dari ulama
besar”.
Imam al-Tirmidzi dilahirkan pada tahun 209 Hijriyah di suatu daerah
yang bernama Bugh dan wafat pada tahun 279 hijriyah.
5.
Imam al-nasai (215 H-303 H)
Al-nasai nama lengkapnya adalah Abu ‘Abdurrahman Ahmad ibn Syu’aib
ibn Ali ibn Abu Bakar ibn sinan al-Nasai dengan nama panggilan Abu ‘Abdurrahman
al-Nasai.
Sebagai salah seorang ulama yang ahli dalam bidang hadits,
dibuktikan keahliannya ini dengan menyusun sebuah kitab hadits yakni; sunan
al-nasai yang dinamakan ; al-mujtaba.
Masa kecil dilewatkannya dikota kelahirannya, Nasa ‘khurasan,
dengan belajar menghafal al quran dan mempelajari ilmu-ilmu dasar islam.
Kemudian pada usianya yangke 15 tahun beliau mulai pengembaraanya untuk
memperdalam ilmu pengetahuan, khususnya ilmu hadits. Al-nasai sempat mengembar
ke Hijaz, Irak, Mesir, Syam, dan aljazair. Disanalah beliau berjumpa dengan
para ulama pakar ilmu hadits.
Nama-nama gurunya sekaligus sebagai sumber menerima hadits adalah
quthaibah ibn Sa’id Ishaq ibn Ibrahim,
Ahmad ibn ‘Abduh, ‘amr ibn ‘Ali, Hamid ibn Mas’adah, Imran ibn Musa, Muhammad
ibn Maslamah, Ali ibn Hajar, Muhammad ibn ‘abd al-a‘la, mahmud ibn Ghailan, abu
dawud al-sijitsani, dan lain sebagainya.
Setelah menjadi muhadits, ia tinggal di mesir, disinilah ia
menyebarkan hadits-haditsnya dan diterima oleh murid-muridnya. Di antarantara
mereka yang meriwayatkan hadits al-nasai adalah ; Abu Basyar al-Daulabi, Abu
al-qasim al-thabari, abu ja’far al-Tahawi, muhammad ibn shalih ibn sinan, Abu
Bakar ahmad ibn Ishaq al-sunni, Abu qasim al-tabrani, abu ‘ali al-husain ibn
‘al niyamuzi al- Tabrani, ahmad ibn Umar ibn Jusa, dan lain sebagainya.
Selai sebagai seorang ahli hadits, ia juga seorang fuqaha yang
bermadzhabkan syafi’i yang zahid,wara’,dan seorang politikus. Terbukti beliau
pernah terjun ke medan perang bersama gubernur mesir untuk memerangi musuh
negara.
Imam Al-Nasai menulis beberapa kitab, yaitu ; al-sunan al-kubra,
al-sunan al-mujtaba, al-tamyiz al-du’afa, khasha’ish amir al-mu’minin ali ibn
abi thalib, musnad ; ‘ali,malik, manasik al-hajj, dan kitab tafsir.
Setahun sebelum wafat, beliau pindah dari mesir ke damaskus. Di
kota ini menulis kitab; khasha ‘ish Ali ibn Abi Thalib, denga harapan
supaya penduduk damaskus tidak lagi membenci ‘Ali ibn Abi Thalib. Ketika ia
selesai membacakan isi buku tentang mu’awiyah ibn Abi sufyan, tetapi ia
menolaknya, dengan alasan tidak ada hadits menjelaskan keutamaan mu’awiyyah.
Mereka tidak puas, kemudian memukuli imam l-nasai, karena memihak kepada Ali.
Akibat penganiyaan tersebut, beliau jatuh sakit. Dari situ, kemudian ia
dipidahkan ke mekkah, dan akhirnya beliau wafat pada tahun 303 H. Jenazahnya di
makamkan di antara Safa dan Marwah.
DAFTAR PUSTAKA
Soetari Endang, (2008) Ilmu Hadits, cetakan Kelima (edisi baru),
Februari 2008, Bandung : CV. MIMBAR PUSTAKA
Comments
Post a Comment